🐐 Kelebihan Dan Kekurangan Tes Objektif
DistraktorDalam setiap tes objektif selalu digunakan alternatif jawaban yang mengandung dua unsur sekaligus, yaitu jawaban tepat dan jawaban yang salah sebagai pengecoh (distraktor). Tujuan pemakaian distraktor ini adalah mengecoh siswa yang kurang mampu (tidak tahu) untuk dapat dibedakan dengan yang mampu.
Tesobjektif pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami dengan cakupan materi yang luas. Tes objektif memiliki kelemahan-kelemahan antara lain: (1) tes objektif pada umumnya kurang dapat mengukur atau mengungkapkan proses berpikir yang tinggi. Lebih banyak mengungkap daya ingat atau hafalan dibandingkan
Disampingmempunyai keunggulan, tes objektif juga mempunyai beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan antara lain: Kebanyakan tes objektif hanya bisa mengukur proses berpikir rendah. Walaupun tujuan pembelajaran yang akan diukur sebenarnya lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman.
Penguapantertahan. 4. Melengkapi berganda (asosiasi pilihan ganda) Bentuk soal ini hampir sama dengan bentuk soal "melengkapi pilihan", yaitu satu pernyataan yang tidak lengkap diikuti dengan beberapa kemungkinan. Perbedaannya ialah, pada bentuk "melengkapi berganda" ini kemungkinan yang benar satu, dua, tiga, atau empat.
Kelebihantes tipe menjodohkan antara lain : 1) Baik untuk menguji hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan istilah, definisi, peristiwa atau penanggalan. 2) Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal, baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung. 3) Mudah dalam penyusunan sehingga guru dalam waktu yang tidak terlalu lama
KelebihanTest Objektif yaitu: · Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakai waktu. · Reabilitasnya lebih tinggi kalau di bandingkan dengan test Essay, karena penilainnya bersifat objektif. · Pemberian nilai dan cara menilai test objektif lebih cepat dan mudah karena tidak menuntut keahlian khusus dari pada si pemberi nilai.
Career Ragam Jenis Tes Objektif & Proyektif. 26 Aug 2013. Berikut ini beberapa psikotes yang sering digunakan di Indonesia: Tes Obyektif: A. Intelejensia (IQ) IST (Intelligent Structure Test): Biasa dikenal dengan tes IQ untuk mengukur kecerdasaan seseorang dengan struktur tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan pencari tenaga kerja.
DOWNLOADMAKALAH TENTANG TES OBJEKTIF ( Microsoft Power Point ) Makalah ini terdiri dari 21 halaman dengan berbagai sumber rujukan, yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai : 1. Pengertian tes objektif. 2. Kebaikan dan kelemahan tes objektif. 3. Tipe-tipe tes objektif. 4. Syarat-syarat dalam penyusunan tes objektif. 5.
h Kelebihan dan Kekurangan bentuk Soal Pilihan Ganda. Tes tipe pilihan ganda menurut Sukardi 2008: 125 mempunyai beberapa kelebihan yang secara ringkas dapat dicermati dalam uraian berikut: 1 tes pilihan ganda memiliki karakteristik yang baik untuk alat pengukuran hasil belajar siswa, 2 item tes pilihan ganda yang dikonstruksikan dengan
. Isi dari buku ini meliputi Konsep Dasar Penilaian Hasil Belajar, Teknik Penilaian Dalam Pembelajaran, Prosedur Penilaian Hasil Belajar, Konstruksi Penyusunan Tes, Tes Objektif, Penulisan Butir Soal, Penilaian Afektif, Tes Acuan Kriterion Dan Tes Acuan Norma, Analisis Butir Soal, Perbaikan dan Perakitan Soal dan Pelaporan hasil penilaian
100% found this document useful 2 votes4K views8 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 2 votes4K views8 pagesKeunggulan Dan Kelemahan TesJump to Page You are on page 1of 8 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
A. Pengertian Tes Objektif Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai. Dalam penggunaan tes objektif ini jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak daripada tes esai kadang-kadang untuk tes yang berlangsung selama 60 menit dapat diberikan 30-40 soal Arikunto, 2009164. Sementara itu menurut Hidayat, dkk. 199463 tes objektif adalah tes yang terdiri dari item-item stem yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif option yang benar dan alternatif yang tersedia atau mengisi jawaban yang benar dengan beberapa kata atau sandi. Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi dichotomously scored item karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut tes objektif karena penilaiannya objektif. Siapa pun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar di antara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi, seperti mengingat, mengenal, pengertian, dan penerapan prinsip-prinsip Arifin, 2009135. B. Jenis-jenis Tes Objektif Selanjutnya Arikunto 2009165 mengemukakan beberapa jenis tes objektif. Jenis-jenis tes objektif adalah sebagai berikut 1. Tes Benar Salah True-False Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan. Pernyataan tersebut ada yang benar ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan tersebut dengan melingkari B untuk pernyataan yang betul menurutnya dan S untuk pernyataan yang salah. Salah satu fungsi bentuk soal benar-salah adalah untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan antara fakta dan pendapat. Agar soal dapat berfungsi dengan baik, maka materi yang ditanyakan hendaknya homogen dari segi isi. Bentuk soal seperti ini lebih banyak digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana Arifin, 2009137. Contoh B – S Novel Siti Nurbaya ditulis oleh Marah Rusli B – S Datuk Maringgih adalah salah satu tokoh dalam novel Siti Nurbaya Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal benar-salah menurut Arifin 2009137 adalah sebagai berikut a. Dalam menyusun item bentuk benar-salah ini hendaknya jumlah item cukup banyak di atas 50 soal, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. b. Jumlah item yang benar dan salah hendaknya sama. c. Berilah petunjuk cara mengerjakan soal yang jelas dan memakai kalimat yang sederhana. d. Hindarkan pernyataan yang terlalu umum, kompleks, dan negatif. e. Hindarkan penggunaan kata yang dapat memberi petunjuk tentang jawaban yang dikehendaki. Misalnya biasanya, umumnya, selalu. 2. Tes Pilihan Ganda Multiple Choice Test Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Tes ini terdiri dari keterangan stem dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif options. Kemungkinan jawaban terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh distructor. Mengenai jumlah alternatif jawaban sebenarnya tidak ada aturan baku. Guru bisa membuat 3, 4, atau 5 alternatif jawaban. Semakin banyak semakin bagus. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi faktor menebak chance of guessing. Adapun kemampuan yang dapat diukur oleh bentuk soal pilihan ganda antara lain mengenal istilah, fakta, prinsip, metode, dan prosedur; mengidentifikasi penggunaan fakta dan prinsip; menafsirkan hubungan sebab-akibat dan menilai metode prosedur Arifin, 2009138-139. Berikut beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk pilihan-ganda menurut Arifin 2009143, yaitu a. Harus mengacu pada kompetensi dasar dan indikator soal. b. Berilah petunjuk mengerjakannya dengan jelas. c. Jangan memasukkan materi soal yang tidak relevan dengan apa yang sudah dipelajari peserta didik. d. Pernyataan pada soal seharusnya merumuskan persoalan yang jelas dan berarti. e. Pernyataan dan pilihan hendaknya merupakan kesatuan kalimat yang tidak terputus. f. Alternatif jawaban harus berfungsi, homogen dan logis. g. Panjang pilihan pada suatu soal hendaknya lebih pendek daripada itemnya. h. Usahakan agar pernyataan dan pilihan tidak mudah diasosiasikan. i. Alternatif jawaban yang betul hendaknya jangan sistematis. j. Harus diyakini benar bahwa hanya ada satu jawaban yang benar. 3. Menjodohkan Matching Test Matching test dapat diganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan, atau menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas murid adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya. Perbedaannya dengan bentuk pilihan-ganda adalah pilihan-ganda terdiri dari stem dan option, kemudian peserta didik tinggal memilih salah satu option yang dianggap paling tepat, sedangkan bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda. Jumlah pilihan jawaban dibuat lebih banyak daripada jumlah persoalan. Bentuk soal ini sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana dan kemampuan mengidentifikasi kemampuan menghubungkan antara dua hal. Makin banyak hubungan antara premis dengan respons dibuat, maka makin baik soal yang disajikan Arifin, 2009144. Untuk menyusun soal bentuk ini, Arifin 2009145 memberikan beberapa kriteria, yaitu a. Buatlah petunjuk tes dengan jelas, singkat, dan mudah dipahami. b. Sesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator. c. Kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri, sedangkan jawabannya di sebelah kanan. d. Jumlah alternatif jawaban hendaknya lebih banyak daripada jumlah soal. e. Susunlah item-item dan alternatif jawaban dengan sistematika tertentu. Misalnya, sebelum pokok persoalan, didahului dengan stem, atau bisa juga langsung pada pokok persoalan. f. Seluruh kelompok soal dan jawaban hanya terdapat dalam satu halaman. g. Gunakanlah kalimat yang singkat dan langsung terarah pada pokok persoalan. 4. Tes Isian Completion Test Completion test biasa disebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini merupakan pengertian yang kita minta dari murid. Untuk menyusun soal bentuk ini, Arifin 2009146 memberikan beberapa kriteria, yaitu a. Hendaknya tidak menggunakan soal yang terbuka, sehingga ada kemungkinan peserta didik menjawab secara terurai. b. Untuk soal tes bentuk melengkapi hendaknya tidak mengambil pernyataan langsung dari buku textbook. c. Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan pada akhir atau dekat akhir kalimat daripada pada awal kalimat. d. Jangan menyediakan titik-titik kosong terlalu banyak. Pilihlah untuk masalah yang urgen saja. e. Pernyataan hendaknya hanya mengandung satu alternatif jawaban, dan f. Jika perlu dapat digunakan gambar-gambar sehingga dapat dipersingkat dan jelas. C. Kelemahan dan Kelebihan Tes Objektif Berikut adalah kelebihan dan kelemahan tes objektif menurut Arikunto 2009164-165. No. Kelebihan Kelemahan 1 Mengandung banyak segi positif, lebih representatif, dan objektif. Membutuhkan persiapan penyusunan soal yang sulit. 2 Pemeriksaan lebih mudah dan cepat. Soalnya cenderung mengungkapkan ingatan dan sukar mengukur proses mental. 3 Pemeriksaan dapat diserahkan pada orang lain. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan. 4 Tidak memiliki unsur subjektifitas dalam proses pemeriksaan. “Kerja sama” antarsiswa dalam mengerjakan tes lebih terbuka. Lebih lanjut Arikunto 2009177 mengemukakan beberapa kondisi kapan dan bagaimana tes objektif ini digunakan 1 Kelompok yang akan dites banyak dan tesnya akan digunakan berkali-kali. 2 Skor yang diperoleh diperkirakan akan dapat dipercaya mempunyai reliabilitas yang tinggi. 3 Guru lebih mampu menyusun tes bentuk objektif daripada tes bentuk esai. 4 Hanya mempunyai waktu sedikit untuk koreksi dibandingkan waktu yang digunakan untuk menyusun tes. Daftar Pustaka Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara. Hidayat, Kosadi, dkk. 1994. Evaluasi Pendidikan dan Penerapannya dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung Alfabeta.
kelebihan dan kekurangan tes objektif